Mengunyah Jadam

(ummi)

Perih pedihmu mengunyah jadam kehidupan
tega meriwayat hayat segala rasa
air mata, riak ria, olah tingkah rahsia cinta
suaramu yang bertengkar lebur di kalbu
kerap lambaimu memaknakan akad melewati dekad
yang meramahkan amanah
yang musimnya sering berubah

Kutoleh kembali saat rawanmu
memulangkan purba kenangan
diulit sulit keegoan yang mengakar
tapi saat redhamu meyakini qada dan qadar
di pembaringan lemahmu tetap mengucapkan setia dan sabar

Rumah kita sentiasa memberikan warna
nikmat jadam yang mengakar matang kehidupan
suara yang bersembunyi diuji cabaran dan dugaan
dengarlah suara itu, ummi, rama-rama menyapa wangi bunga-bunga
aku pulang memulangkan kepercayaan
membebat duka dan perih pedihmu yang tak bersudahan

Tuhan lebih mendengar bicara sunyi dan diam
ketika rafakmu menyampaikan khusyuk doa
dan air mata yang sering tumpah
kuberikan daya kasih agar segarmu pulih
di sisimu harapan seorang suami dan anak-anak
yang membesar ketika dayamu hanya suara dan pandangan
perhatian dan kasih sayang.

Comments

Popular posts from this blog

Bunyi Bulan

Kumpulan Puisi Sinar Sirna

Sajak Orang-orang Gendut