Sinar Sirna

memandangmu berlalu
setiap kuhela nafas
tanpa suara
menyapa
menjadi biasa seperti
kapal-kapal yang belayar
di hadapan pelabuhan,
tak mungkin terjadi
sesuatu yang dirasakan
kini jauh di belakang,
tak terjadi juga untuk
kembali ke sana negeri kenangan,
diam di sini memandang
lampu hayat yang akan tiba
saat berangkat
diam damai dalam
pelayaran jauh di lautan abadi
lampu itu
bersinar sirna.

Pustaka Iqbal Nazim,
Kota Kinabalu.

Comments

Popular posts from this blog

Bunyi Bulan

Kumpulan Puisi Sinar Sirna

Sajak Orang-orang Gendut